myspace web counter

Kamis, 22 Mei 2008

Mata Ibu...

Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku benci dia. Dia benar - benar membuatku malu. Dia bekerja sebagai juru masak bagi para murid dan guru - guru sebagai penghasilan untuk mendukung kehidupan ekonomi keluarga.

Pada suatu hari disekolah dasar, dia datang dan menyapaku. Aku benar - benar malu! Bagaimana bisa dia melakukan ini padaku!? Aku mengabaikannya, menatapnya dengan penuh kebencian dan berlari meninggalkannya.

Keesokan harinya di sekolah, aku jadi bahan ledekan bagi teman - teman, mereka berkata, "Ibumu hanya memiliki satu mata!!" Aku ingin mengubur diriku sendiri. Aku ingin ibuku menghilang! Aku memarahinya pada hari itu dan berkata. "Jika kau hanya bisa membuatku jadi bahan lelucon untuk ditertawakan, mengapa kau tidak mati saja?! Ibuku hanya diam. Aku bahkan tidak berpikir dua kali terhadap apa yang kukatakan, karena aku benar - benar sedang marah. Aku mengabaikan perasaannya.

Aku ingin pergi dari rumah, dan tidak pernah berurusan lagi dengannya. Maka aku belajar dengan giat dan akupun mendapatkan kesempatan untuk meneruskan sekolah di kota lain yang lebih baik.

Lalu, aku menikah. Aku membeli rumah sendiri. Aku mempunyai anak. Aku benar - benar bahagia dengan kehidupanku, anak - anak dan kenyamanan ini.

Hingga pada suatu hari, ibuku datang untuk mengunjungiku. Dia tidak pernah bertemu denganku selama bertahun - tahun bahkan dia tidak pernah bertemu dengan anakku, cucunya sendiri. Pada saat dia berdiri didepan itu, anakku menertawakannya, dan aku memarahinya karena datang tanpa diundang. Aku berteriak padanya, "Beraninya kau datang kerumahku dan menakuti anakku!! Pergi dari sini!! SEKARANG!! Lalu ibuku menjawab dengan pelan, "Oh maaf, sepertinya aku salah alamat", dan dia pun pergi.

Suatu hari, sebuah surat mengenai acara reuni sekolah dikirimkan padaku. Dan aku berbohong pada istriku kalau aku sedang ada urusan pekerjaan diluar kota.

Setelah acara reuni sekolah, aku pergi ke rumah tua (rumah ibuku) karena penasaran. Tetanggaku mengatakan kalau dia telah meninggal dunia. Aku tidak meneteskan setetes air matapun. Lalu mereka memberikanku surat dari ibuku.

"Anakku sayang, Ibu selalu memikirkanmu selama ini. Ibu minta maaf karena telah datang kerumahmu dan menakuti anakmu. Ibu senang ketika mendengar engkau akan datang ke acara reuni sekolah. Tapi Ibu bahkan tidak sanggup untuk turun dari tempat tidur untuk menemui. Ibu minta maaf jika Ibu selalu membuatmu malu. Dulu... waktu engkau masih sangat kecil, engkau mengalami kecelakaan dan kehilangan matamu. Sebagai seorang Ibu, aku tidak bisa melihatmu tumbuh hanya dengan satu mata. Maka Ibu memberikanmu mataku. Ibu sangat bangga dengan anakku yang bisa melihat dunia baru untukku, ditempatku, dengan mata itu.
Dengan seluruh cinta, Ibumu..."

Ibu adalah mahkluk paling mulia di dunia ini. Seseorang yang benar - benar mencintai kita. Ia bahkan rela mengorbankan apapun untuk kebahagian kita, meskipun itu nyawanya sendiri.
Cinta yang paling mulia, yang paling suci, yang paling besar adalah cinta seorang Ibu terhadap anaknya.
Walaupun sebenarnya, didunia ini ada juga Ibu yang tidak demikian, bahkan sebaliknya...

Tidak ada komentar: